JURNAL
PRAKTIKUM
KIMIA
ORGANIK I
DISUSUN OLEH :
SANAQ ELFIRA PUTRI
(A1C117071)
NAMA DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
VII.
Data Pengamatan
7.1 Analisa
Unsur
7.1.1 Penentuan Karbon dan Hidrogen
No.
|
Langkah Kerja
|
Hasil
Pengamatan
|
1.
|
Dimasukkan
1-2 gr CuO kering dan dipanaskan (CuO 1 gr)
|
CuO
menguap
|
2.
|
Ditambahkan
gula (1/10 jumlah CuO gula 0.1 gr)
|
Gula
bercampur dalam CuO
|
3.
|
Dialirkan
pipet kedalam tabung yang berisi 10 ml Ca(OH)2 dan dipanaskan
|
Didalam
tabung reaksi yang berisi Ca(OH)2 timbul gelembung
|
7.1.2 Penentuan
Halogen
a. Tes
Beilstein
No.
|
Langkah
Kerja
|
Hasil
Pengamatan
|
1.
|
Dipanaskan
kawat sampai merah dan tak nyala, dinginkan dan tetesi CCl4, lalu
dipijarkan
|
Ketika
tembaga dipanaskan warnanya kemerahan. Setelah ditambahkan benzena timbul bau
gas dan warna nyalanya menjadi hijau.
|
b. Tes
CaO
No.
|
Langkah
Kerja
|
Hasil
Pengamatan
|
1.
|
Dipanaskan
CaO bebas halogen sampai suhu tinggi
|
Tidak
terjadi perubahan
|
2.
|
Ditambahkan
2 tetes CCl4 (benzena)
|
Tercium
bau gas yang menyengat dan dipinggir dalam tabung terdapat uap air
|
3.
|
Didihkan
lagi setelah dingin dengan 5-10 ml air suling di tuang ke dalam gelas kimia
dan larutan dalam HNO3 encer
|
Ketika
didihkan warna menjadi keruh dan terdapat gelembung. Ketika ditambahkan HNO3
warnanya menjadi jernih .
|
1.1.3 Metode
Leburan dengan Natrium
a. Belerang
No.
|
Langkah
Kerja
|
Hasil
Pengamatan
|
1.
|
Diasamkan
larutan L (diganti NaOH) dengan asam asetat. Dididihkan dan diperiksa gas
yang dihasilkan dengan kertas saring basah yang sudah ditetesi Pb-asetat 10%
|
Hasil
yang didapatkan warna larutan menjadi bening ketika didihkan larutannya,
larutannya naik ke atas permukaan dan
timbul gas yang dapat dilihat dari kertas saring
|
2.
|
Pada
larutan L lainnya ditambah 1-2 tetes larutan Na-nitroprosida
|
Larutan
jadi berwarna kuning jernih
|
b. Nitrogen
·
Pada Amoniak
No.
|
Langkah
Kerja
|
Hasil
Pengamatan
|
1.
|
Larutan
L (Amoniak) + FeSO4
|
Terdapat
gumpalan berwarna coklat kehitaman
|
2.
|
Larutan
+ 1 tetes FeCl3 + KF
|
Ketika
ditambahkan 1 tetes FeCl3 larutan berwarna kuning. Ketika
ditambahkan dengan KF gumpalan menjadi menyebar
|
3.
|
Larutan
+ NaOH
|
Gumpalan
yang tadinya menyebar menjadi jatuh kebawah dan menjadi endapan
|
4.
|
Dipanaskan
pada nyala bunsen
|
Muncul
endapan dipinggir-pinggir dasar yang berwarna putih dan bagian tengah
berwarna kuning
|
5.
|
Didinginkan
dan ditambahkan H2SO4
|
Endapan
yang dibawah tadi berubah warna menjadi warna biru berlin
|
·
Pada Putih Telur
No.
|
Langkah
Kerja
|
Hasil
Pengamatan
|
1.
|
Putih
Telur + FeSO4
|
FeSO4
berwarna kuning diatas & di bawah tetap ada putih telur
|
2.
|
Ditambahkan
FeCl3
|
Larutan
menjadi berwarna kuning keemasan dan hampir tercapur seluruhnya
|
3.
|
Didinginkan
|
Muncul
warna biru tua secara perlahan
|
4.
|
Ditambah
H2SO4
|
Larutan
yang di bawah menjadi berwarna biru berlin dan yang diatas menjadi berwarna
kuning pucat dan ada batas antara larutan atas dan bawah
|
c. Halogen
No.
|
Langkah
Kerja
|
Hasil
Pengamatan
|
1.
|
Diasamkan
3 ml larutan L dengan HNO3 encer dan didihkan
|
Timbul
letupan-letupan
|
2.
|
Ditambah
5 ml larutan AgNO3 encer (5%-10%) dan didihkan
|
Warna
berubah menjadi abu-abu kecoklatan & ketika didihkan terdapat endapan
yang banyak. Terdapat warna hitam diatas dan dibawah sedangkan ditengah
larutan berwarna abu-abu
|
7.2 Penentuan Kelas Kelarutan
7.2.1 Gula
a. Kelarutan
dalam Air
No.
|
Langkah
Kerja
|
Hasil
Pengamatan
|
1.
|
0.1
gr gula + air
|
Larutan
jernih (+)
|
b. Kelarutan dalam Eter
No.
|
Langkah
Kerja
|
Hasil
Pengamatan
|
1.
|
0.1
gr gula + eter
|
Larutan
jernih (+) & gulanya tidak larutan
|
c. Kelarutan
dalam NaOH 10%
No.
|
Langkah
Kerja
|
Hasil
Pengamatan
|
1.
|
0.1
gr gula + NaOH
|
Larutan
jernih (+) & gulanya larut semua
|
d. Kelarutan
dalam NaHCO3 5%
No.
|
Langkah
Kerja
|
Hasil
Pengamatan
|
1.
|
0.1
gr gula + NaHCO3
|
Gulanya
larut & terdapat gelembung dalam air jenih (+)
|
e. Kelarutan
dalam HCl
No.
|
Langkah
Kerja
|
Hasil
pengamatan
|
1.
|
0.1
gr gula + HCl
|
Larutannya
jernih & gulanya cepat larut
|
f. Kelarutan
dalam H2SO4
No.
|
Langkah
Kerja
|
Hasil
Pengamatan
|
1.
|
0.1
gr gula + H2SO4
|
Larutan
berwarna kuning jernih (+) & gulanya berwarna coklat kemerahan seperti
warna betadine
|
g. Kelarutan
dalam H3PO4
No.
|
Langkah
Kerja
|
Hasil
pengamatan
|
1.
|
0.1
gr gula + H3PO4
|
Larutannya
jernih (+) dan gula tidak larut
|
7.2.2
Tepung
a. Kelarutan
dalam Air
No.
|
Langkah
Kerja
|
Hasil
pengamatan
|
1.
|
0.1
gr tepung + air
|
Larutan
menjadi keruh (-) dan tepung tidak larut dalam air
|
b. Kelarutan
dalam Eter
No.
|
Langkah
Kerja
|
Hasil
pengamatan
|
1.
|
0.1
gr tepung + eter
|
Larutan
menjadi keruh (-) dan tepung sedikit larut dalam air
|
c. Kelarutan
dalam NaOH 10%
No.
|
Langkah
Kerja
|
Hasil
pengamatan
|
1.
|
0.1
gr tepung + NaOH
|
Larutan
keruh (-) dan tepungnya menggumpal
|
d. Kelarutan
dalam NaHCO3 5%
No.
|
Langkah
Kerja
|
Hasil
pengamatan
|
1.
|
0.1
gr tepung + NaHCO3
|
Larutan
keruh dan timbul gas (+)
|
e. Kelarutan
dalam HCl
No.
|
Langkah
Kerja
|
Hasil
pengamatan
|
1.
|
0.1
gr tepung + HCl
|
Mula-mula
larutan keruh. Setelah di saring dan dinetralkan dengan NaOH larutan menjadi
jernih (+)
|
f. Kelarutan
dalam H2SO4
No.
|
Langkah
Kerja
|
Hasil
pengamatan
|
1.
|
0.1
gr tepung + H2SO4
|
Tidak
ada panas dan tidak timbul gas (-)
|
g. Kelarutan
dalam H3PO4
No.
|
Langkah
Kerja
|
Hasil
pengamatan
|
1.
|
0.1
gr tepung + H3PO4
|
Larutannya
jernih (+) dan terdapat endapan dibawah
|
7.2.3
Minyak
a. Kelarutan
dalam Air
No.
|
Langkah
Kerja
|
Hasil
pengamatan
|
1.
|
3
tetes minyak + air
|
Larutan
jernih dan ada batas antara minyak dan air (+)
|
b. Kelarutan
dalam Eter
No.
|
Langkah
Kerja
|
Hasil
pengamatan
|
1.
|
3
tetes minyak + eter
|
Larutan
jernih (+) dan minyak larut
|
c. Kelarutan
dalam NaOH 10%
No.
|
Langkah
Kerja
|
Hasil
pengamatan
|
1.
|
3
tetes minyak + NaOH
|
Larutan
keruh (-) dan ada batas antara minyak & NaOH
|
d. Kelarutan
dalam NaHCO3 5%
No.
|
Langkah
Kerja
|
Hasil
pengamatan
|
1.
|
3
tetes minyak + NaHCO3
|
Larutan
jernih (+) dan ada batas
|
e. Kelarutan
dalam HCl
No.
|
Langkah
Kerja
|
Hasil
pengamatan
|
1.
|
3
tetes minyak + HCl
|
Larutan
jernih (+) dan ada batas
|
f. Kelarutan
dalam H2SO4
No.
|
Langkah
Kerja
|
Hasil
pengamatan
|
1.
|
3
tetes minyak + H2SO4
|
Larutan
jernih (+) dan minyak larut
|
g. Kelarutan
dalam H3PO4
No.
|
Langkah
Kerja
|
Hasil
pengamatan
|
1.
|
3
tetes minyak + H3PO4
|
Larutan
keruh (-) dan ada batas
|
7.2.4
Telur
a. Kelarutan
dalam Air
No.
|
Langkah
Kerja
|
Hasil
Pengamatan
|
1.
|
3
tetes telur + air
|
Larutan
keruh dan larut (-)
|
b. Kelarutan dalam Eter
No.
|
Langkah
Kerja
|
Hasil
Pengamatan
|
1.
|
3
tetes telur + eter
|
Larutan
jernih (+) dan ada pembatas antara telur dan benzene
|
c. Kelarutan
dalam NaOH 10%
No.
|
Langkah
Kerja
|
Hasil
Pengamatan
|
1.
|
3
tetes telur + NaOH
|
Larutan
jernih (+) & ada busa
|
d. Kelarutan
dalam NaHCO3 5%
No.
|
Langkah
Kerja
|
Hasil
Pengamatan
|
1.
|
3
tetes telur + NaHCO3
|
Larutan
jernih (+)
|
e. Kelarutan
dalam HCl
No.
|
Langkah
Kerja
|
Hasil
pengamatan
|
1.
|
3
tetes telur + HCl
|
Larutannya
keruh (-) dan ada endapan putih dibawah
|
f. Kelarutan
dalam H2SO4
No.
|
Langkah
Kerja
|
Hasil
Pengamatan
|
1.
|
3
tetes telur + H2SO4
|
Larutan
keruh (-) dan ada gumpalan diatas
|
g. Kelarutan
dalam
No.
|
Langkah
Kerja
|
Hasil
pengamatan
|
1.
|
3
tetes telur + H3PO4
|
Larutannya
jernih (+)
|
VIII. Pembahasan
8.1 Analisa
Unsur
8.1.1
Karbon dan Hidrogen
Dalam
percobaan ini bertujuan untuk menguji adanya karbon dan hidrogen dalam suatu
larutan. Adanya unsur hidrogen ditandai dengan berubahnya larutan menjadi keruh
dan timbulnya gelembung. Hal ini dapat terjadi dikarenakan gas CO2
masuk kedalam tabung yang berisi Ca(OH)2 dan bereaksi bersamanya dan
menghasilkan CaCO3 dan H2O. Sedangkan adanya unsur
hidrogen ditunjukkan dengan adanya tetesan air pada dinding tabung. Tetesan air
ini berasal dari uap hidrogen yang teroksidasi menjadi H2O.
Persamaan reaksinya dari percobaan ini adalah :
CuO
+ C6H12O6 → 12Cu2+ + 6 CO2
+ 6 H2O
Ca(OH)2 +
CO2 → CaCO3 + H2O
8.1.2
Halogen
a. Tes
Beilstein
Uji
beilstein adalah salah satu cara mngujian unsur dengan cara pemijaran
menggunakan kawat tembaga yang bertujuan untuk mengidentifikasi adanya suatu
unsur. Menggunakan cara ini kita dapat mengidentifikasi unsur halogen . pertama
dipanaskan kawat tembaga hingga warnanya menjadi kemerahan dan tak memberikan
nyala lain. Setelah ditetesi dengan CCl4 dan dipijarkan kembali
warna kawat yang timbul adalah hijau. Warna hijau menunjukkan adanya unsur
halogen didalamnya ( http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/).
b. Tes
CaO
Pertama kali yang
dilakukan pada tes CaO ini adalah memanaskan tabung reaksi yang berisi 1 gr CaO
sampai suhu tinggi tetapi tidak terjadi perubahan apapun. Ketika ditetesi CCl4
tercium bau gas yang menyengat dan dipinggir dalam tabung terdapat uap air. Lalu
didinginkan, setelah dingin dididihkan. Ketika didihkan warna menjadi keruh dan
terdapat gelembung. Ketika ditambahkan HNO3 warnanya menjadi jernih
.
8.1.3
Metode Leburan dengan Natrium
a. Belerang
Pada uji unsur belerang
ini kita menggunakan sampel L yaitu NaOH. Larutan L diasamkan dengan asam
asetat. Ketika larutan L ditambahkan asam asetat warna larutan menjadi bening
dan terasa hangat. Selian itu terdapat pembatas antara kedua larutan. Kemudian didihkan
dan diperiksa gas yang dihasilkan dengan kertas saring basah yang sudah
ditetesi dengan Pb-asetat 10%. Pada saat itu air menjadi mendidih dan larutan
timbul gas dan larutan naik ke atas membasahi kertas saring. Pada bagian
larutan L lainnya, ditambahkan 1-2 tetes larutan Na-nitroprosida. Larutan L
berubah warna menjadi warna kuning jernih. Adanya warna kuning ini menandakan
bahwa terdapat unsur belerang didalamnya.
b. Nitrogen
Pada percobaan
pengidentifikasian unsur nitrogen digunakan dua sampel yaitu putih telur dan
amoniak. Dan hasil percobaannya yaitu :
·
Amoniak
Amoniak ditambahkan
dengan 5 tetes FeSO4 dan larutan tersebut terdapat gumpalan coklat
kehitama diatas. Ditambahkan FeCl3 dan larutan menjadi berwarna
kuning. Ditambahkan KF dan gumpalan yang terdapat di dalam larutan menjadi
menyebar. Ditambahkan NaOH, gumpalan yang menyebar tadi menjadi jatuh dan
menjadi endapan. Kemudian dipanaskan. Setelah
dipanaskan terdapat warna putih pada tepi-tepi gelas tersebut dan ditengah
larutan berwarna kuning. Lalu didinginkan dan ditambahkan H2SO4,
endapan yang tadi hilang dan terbentuk warna biru berlin. Warna biru berlin
mengidentifikasi bawah terdapat unsur nitrogen didalamnya.
·
Putih Telur
Diambil 3 ml putih
telur untuk pengidentifikasian unsur halogen didalamnya. Kemudian putih telur
dimasukkan kedalam tabung reaksi. Prosedur yang digunakan sama dengan penentuan
nitrogen menggunakan sampel amoniak. Ketika ditambahkan FeSO4
larutan menjadi berwarna kuning diatas dan dibawah tetap putih telur. Ketika ditambahkan
FeCl3, KF dan NaOH larutan menjadi berwana kuning keemasan dan
hampir tercampur seluruhnya. Kemudian larutan tersebut dipanaskan dan
didinginkan. Setelah dingin muncul warna biru berlinpada endapan dibawah. Ketika
di tambahkan H2SO4 larutan tersebut menjadi memiliki
batas. Yang dibawah berwarna biru dan yang diatas berwarna kuning pucat.
c. Halogen
Diasamkan larutan L
(NaOH) dengan HNO3 encer dan larutan menjadi jernih. Kemudian didihkan
dengan penangas 5-10 menit. Hal ini dilakukan agar menghilangkan HCN atau H2S
yang mungkin terbentuk. Kemudian ditambahkan 5 ml AgNO3 encer
(5-10%), larutan menjadi berwarna abu-abu kecoklatan. Kemudian didihkan kembali
beberapa menit. Setelah didihkan terdapat endapan dan diatas dan dibawah
larutan berwarna hitam. Adanya endapan menandakan bahwa terdapat unsur halogen
didalamnya.
8.2 Penentuan Kelas Kelarutan
8.2.1
Gula
a. Kelarutan
dalam Air
Pada percobaan ini 0.1
gr gula ditambahkan dengan 3 ml air. Maka larutan menjadi jernih dan bertanda
positif (+).
b. Kelarutan
dalam Eter
Dimasukkan 0.1 gr gula
dan ditambahkan 3 ml eter. Didapatkan hasilnya, larutan tersebut jernih dan
gulanyamasih ada atau tidak larut. Maka bertanda positif (+).
c. Kelarutan
dalam NaOH 10%
Dimasukkan 0.1 gr gula
dan ditambahkan 3 ml larutan NaOH 10%. Didapatkan hasil larutan tersebut jernih
dan gulanya larut. Maka bertanda positif (+).
d. Kelarutan
dalam NaHCO3 5 %
Dimasukkan 0.1 gr gula
dan ditambahkan 3 ml NaHCO3 5 %. Larutan tersebut menjadi larut,
terdapat gelembung dan larutan tersebut menjadi jernih. Maka bertanda positif
(+).
e. Kelarutan
dalam HCl
Dimasukkan 0.1 gr gula
dan ditambahkan 3 ml HCl. Didapatkan hasilnya, larutan menjadi jernih dan gula
menjadi larut. Maka bertanda positif (+).
f. Kelarutan
dalam H2SO4 Pekat
Dimasukkan 0.1 gr gula
dan ditambahkan 3 ml H2SO4 Pekat. Larutan menjadi
berwarna kuning jernih dan gulanya menjadi berwarna coklat kemerahan dan
menggumpal menjadi satu. Maka bertanda positif (+).
g. Kelarutan
dalam H3PO4
Dimasukkan 0.1 gr gula
dan ditambahkan 3 ml H3PO4. Didapatkan hasil yaitu
larutannya jernih, gula masih ada dan menyebar. Maka bertanda positif (+).
8.2.2
Tepung
a. Kelarutan
dalam Air
Pada percobaan ini 0.1
gr tepung ditambahkan dengan 3 ml air. Larutan menjadi keruh dan tepung tidak
larut dalam air. Maka bertanda negatif (-).
b. Kelarutan
dalam Eter
Pada percobaan ini 0.1
gr tepung ditambahkan dengan 3 ml eter. Larutan menjadi keruh dan tepung
sedikit larut. Maka bertanda negatif (-).
c. Kelarutan
dalam NaOH 10%
Pada percobaan ini 0.1
gr tepung ditambahkan dengan 3 ml NaOH 10%. Larutan menjadi keruh dan tempung
menjadi menggumpal. Maka bertanda negatif (-).
d. Kelarutan
dalam NaHCO3 5 %
Pada percobaan ini 0.1
gr tepung ditambahkan dengan 3 ml NaHCO3 5 %. Larutan menjadi keruh
dan timbul gas. Maka larutan ini bertanda positif (+).
e. Kelarutan
dalam HCl
Pada percobaan ini 0.1
gr tepung ditambahkan dengan 3 ml HCl. Larutan mula-mula keruh kemudian
disaring dan dinetralkan dengan NaOH dan larutan menjadi jernih. Maka larutan
ini bertanda positif (+).
f. Kelarutan
dalam H2SO4 Pekat
Pada percobaan ini 0.1
gr tepung ditambahkan dengan 3 ml H2SO4 Pekat. Larutan tidak
mengeluarkan panas dan tidak terdapat gas. Maka larutan ini bertanda negatif
(-).
g. Kelarutan
dalam H3PO4
Pada percobaan ini 0.1
gr tepung ditambahkan dengan 3 ml H3PO4. Larutan jernih
dan terdapat endapan di bawah nya. Maka larutan ini bertanda positif (+).
8.2.3
Minyak
a. Kelarutan
dalam Air
Pada percobaan ini 3
tetes minyak ditambahkan dengan 3 ml air. Larutan menjadi jernih dan terdapat
batas. Maka bertanda positif (+).
b. Kelarutan
dalam Eter
Pada percobaan ini 3
tetes minyak ditambahkan dengan 3 ml eter. Larutan menjadi jernih dan minyak
larut. Larutan ini bertanda positif (+).
c. Kelarutan
dalam NaOH 10%
Pada percobaan ini 3
tetes minyak ditambahkan dengan 3 ml NaOH 10%. Larutan menjadi keruh dan ada
batas. Maka bertanda negatif (-).
d. Kelarutan
dalam NaHCO3 5 %
Pada percobaan ini 3
tetes minyak ditambahkan dengan 3 ml NaHCO3 5 %. Larutan menjadi
jernih dan ada batas. Maka larutan ini bertanda positif (+).
e. Kelarutan
dalam HCl
Pada percobaan ini 3
tetes minyak ditambahkan dengan 3 ml HCl. Larutan jernih dan ada batas. Maka larutan
ini bertanda positif (+).
f. Kelarutan
dalam H2SO4 Pekat
Pada percobaan ini 3
tetes minyak ditambahkan dengan 3 ml H2SO4 Pekat. Larutan
jernih dan ada batas. Maka larutan ini bertanda positif (+).
g. Kelarutan
dalam H3PO4
Pada percobaan ini 3
tetes minyak ditambahkan dengan 3 ml H3PO4. Larutan keruh
dan ada batas. Maka larutan ini bertanda negatif (-).
8.2.4
Putih telur
a. Kelarutan
dalam Air
Pada percobaan ini 3
tetes putih telur ditambahkan dengan 3 ml air. Larutan menjadi keruh dan putih
telur larut. Maka bertanda negatif (-).
b. Kelarutan
dalam Eter
Pada percobaan ini 3
tetes putih telur ditambahkan dengan 3 ml eter. Larutan jernih dan ada pembatas
antara telur dan benzene. Maka bertanda positif (+).
c. Kelarutan
dalam NaOH 10%
Pada percobaan ini 3
tetes putih telur ditambahkan dengan 3 ml NaOH 10%. Larutan menjadi jernih dan
ada busa. Maka bertanda positif (-).
d. Kelarutan
dalam NaHCO3 5 %
Pada percobaan ini 3
tetes putih telur ditambahkan dengan 3 ml NaHCO3 5 %. Larutan menjadi
jernih. Maka larutan ini bertanda positif (+).
e. Kelarutan
dalam HCl
Pada percobaan ini 0.1
gr tepung ditambahkan dengan 3 ml HCl. Larutan keruh dan ada endapan putih
dibawah. Maka larutan ini bertanda positif (+).
f. Kelarutan
dalam H2SO4 Pekat
Pada percobaan ini 3
tetes putih telur ditambahkan dengan 3 ml H2SO4 Pekat. Larutan
keruh dan ada gumpalan diatas. Maka larutan ini bertanda positif (+).
g. Kelarutan
dalam H3PO4
Pada percobaan ini 3
tetes putih telur ditambahkan dengan 3 ml H3PO4. Larutan jernih
dan. Maka larutan ini bertanda positif (+).
IX. Pertanyaan Pasca Praktikum
1. Mengapa
pada analisa unsur halogen kawat tembaga berwarna hijau ?
2. Mengapa
pada uji kelarutan putih telur larut dalam air ?
3. Mengapa
pada analisa unsur nitrogen diakhir terdapat warna biru berlin?
X.
Kesimpulan
Kesimpulan dari
percobaan kali ini adalah :
1. Analisa
kualitatif didasari oleh reaksi oksidasi dan reduksi. Analisa kualitatif
umumnya menggunakan terknik tertentu untuk menganalisa unsur dalam suatu
sampel.
2. Ada
beberapa tahapan kerja dalama analisa unsur. Pertama menganalisa unsur karbon
dan hidrogen dengan mereaksikan CuO dengan gula dan dialirkan dengan Ca(OH)2.
Kedua belerang dengan menggunakan larutan L (NaOH) diasamkan dengan asam asetat,
ditetesi dengan Pb-asetat 10% dan ditambahkan 1-2 tetes larutan
Na-nitroprosida. Ketiga nitrogen yang menggunakan dua sampel yaitu putih telur
dan amonia. Keempat halogen yang menghasilkan warna hijau pada kawat tembaga. Terakhir
penentuan kelas kelarutan dan menggunakan 2 zat padat dan 2 zat cair.
3. Dalam
percobaan ini senyawa unknown yang kita gunakan yaitu amoniak. Senyawa ini
digunakan pada penentuan unsur nitrogen.
XI. Daftar Pustaka
o
Cahaya, Sunardi dan Dwi. 2013. Identifikasi
Kadar Unsur yang Terkandung dalam Hewan disungai Gajahwong Yogyakarta dengan
Metode AANC (Analisis Aktivasi Neutron Cepat). Jakarta : Universitas Trisakti.
o
Perkin, W.H. and Kipping, Stenley. 1929.
Organic Chemistry. London : Gerstein-University of Toronto.
o
Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Jakarta
: Erlangga.
o
Tim Penuntun Kimia Organik I. 2016. Penuntun
Praktikum Kimia Organik I. Jambi : Universitas Jambi.
XII.
Lampiran Gambar
Penentuan
Kelas Kelarutan menggunakan Putih Telur
Penentuan
Kelas Kelarutan menggunakan Minyak
Pengujian
Unsur Halogen
Saya Febry Aryanti Huta Uruk (A1C117073) akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2. Menurut saya, putih telur termasuk protein yang dapat larut dalam pelarut polar, maka dari itu putih telur larut dalam air. Terimakasih.
BalasHapussaya Tria Pradina Loke(075) akan menjawab pertanyaan no.1, karena nyala hijau adalah salah satu ciri dari unsur halogen yaitu Cl
BalasHapussaya vira anggita (A1C117069) Saya akn menjawab no 3
BalasHapusKarena untuk mengetahui ada atau tidak nya nitrogen dengan perubahan warna yaitu menjadi warna biru berlin