Jumat, 29 Maret 2019

JURNAL REAKSI - REAKSI ALKOHOL DAN FENOL


JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I







DISUSUN OLEH :
SANAQ ELFIRA PUTRI
(A1C117071)

           

NAMA DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019


JURNAL PERCOBAAN VI

I.                   Judul : Reaksi-Reaksi Alkohol dan Fenol
II.                Hari / tanggal : Sabtu / 30 Maret 2019
III.             Tujuan : Tujuan dari percobaan ini adalah :
1.      Dapat mengetahui perbedaan sifat-sifat alkohol dan fenol
2.      Dapat mengetahui jenis-jenis reaksi dan pereaksi yang digunakan untuk membedakan antara senyawa-senyawa alkohol dan fenol
3.      Dapat mengetahui azas-azas dari reaksi tersebut dengan benar.
IV.             Landasan Teori
Dalam alkohol dan fenol terdapat gugus hidroksil yang mengakibatkan terjadinya ikatan hidrogen antara molekul-molekul tersebut dan senyawa lain yang sejenis air (H-OH). Ini menyebabkan golongan-golongann senyawa ini mempunyai kelarutan yang besar dalam air, terutama sekali senyawa-senyawa homolog yang rendah dari golongan tersebut. Fenol lebih asam dari pada alkohol dan dapat diubah menjadi garam natrium bila direaksikan dengan larutan basa (NaOH). Garam natrium itu biasanyan larut dalam air. Seperti halnya air atom H dari gugu hidroksil dalam alkohol dan fenol dapat disingkirkan oleh natrium yang yang menghasilkan suatu alkoksida. Alkoksida yang dihasilkan adalah basa kuat yang berguna sebagai katalis dalam reaksi-reaksi organik. Alkohol terdiri dari dari : alkohol primer, sekunder, tersier, hal ini tergantung pada gugus OH apakah gugus OH terikat pada satu, dua atau tiga atom karbon lainnya (Tim Penuntun Kimia Organik I).
Alkohol adalah senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh rantai atau cincin hidrokarbon. Sifat-sifat alkohol yang paling menonjol adalah mempunyai titik didih yang tinggi dibandingkan alkana-alkana yang jumlah atom Cnya sama. Hal ini disebabkan antara molekul alkohol membentuk ikatan hidrogen. Rumus umum alkohol R-OH, dengan R adalah suatu alkil baik alifatik maupun siklik. Dalam alkohol semakin banyak cabang, semakin rendah titik didihnya. Sedangkan dalam air, metanol, etano, propanol mudah larut dan hanya butanol yang sedikit larut. Alkohol dapat berupa cairan encer dan mudah bercampur dengan air dalam segala perbandingan (Suminar,2010).
Alkohol (ROH) dan eter (ROR) begitu erat berhubungan kehidupan manusia sehari-hari hingga orang awam pun kenal akan istilah-isilah ini Dietil etes (eter) digunakan sebagai pematirasa (anesthetic). Etanol, alkohol tapi atau cukup “alkohol” digunakan dalam minuman keras. 2-propanil (isopropil alkohol atau alkohol gosok) digunakan sebagai zat pembunuh kuman (bakteriosida). Metanol (metil alkohol atau alkohol kayu) atau komponen utama dalam spiritus, digunakan sebagai bahan bakar dan pelarut. Dalam laboratorium dan industri, semua senyawa ini digunakan sebagai pelarut dan regensia.  Alkohol memiliki ikatan yang mirip air. Dalam ketiga kasus ini, oksigen berada dalam keadaan hibrida –sp3. Dua orbital sp3 dari atom oksigen terikat pada atom lain, dan dua -sp3 lainnya terisi masing-masing dengan sepasang elektron (Fessenden,1982).
Alkohol dan fenol adalah suatu senyawa penting yang banyak digunakan disekitar kehidupan manusia. Alkohol juga bereaksi menjadi berbagai turunan seperti alkil halida melalui suatu reaksi substitusi oleh senyawa-senyawa halogen. Selain itu alkohol juga dapat mengalami reaksi oksidasi menjadi turunan aldehid, keton, eter, ester, dan asam karboksilat dan juga bereaksi dengan lgam-logam alkali membentuk garam alkoksida. Selain itu alkohol juga dapat mengalami suatu reaksi dehidrasi membentuk senyawa tidak jenuh, karena mudahnya alkohol bereaksi sehingga menjadikannya bahan diskusi penting dalam kimia organik. Oleh sebab itu hal yang pertama kali kita lakukan ketika akan mempelajari alkohol dan fenol adalah memahami sifat fisik dan kimia lkohol, yaitu : titik didih, ikatan hidrogen, efek gaya van der waals, kelarutan dalam air, sifat keasaman atau kebasaan alkohol (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/28/reaksi-alkohol-dan-fenol298/).
Fenol adalah suatu asam yang kuat dibandingkan dengan alkohol. Hal ini dikarenakan fenol memiliki ion petoksida yang distabilkan oleh resojasi muatan negatif dan alkoksidanya dapat didelokalisasi menjadi cincin ortho dan para melalui resonansi. Dengan adanya resonansi dapat membantu kita dalam memahami mana yang lebih asam anatar alkohol dan fenol dengan memperhatikan perbedaan muatan delokalisasi dalam ion entoksida yang terlokalisir oleh oksigen (Hart, 2014). 
V.                Alat dan Bahan
5.1     Alat
·      Tabung Reaksi
·      Pipet Tetes
·      Pengaduk

5.2     Bahan 
·      Etanol
·      2-propanol
·      Sek-butil Alkohol
·      Sikloheksanol
·      Fenol
·      Kolestrol
·      2-naftol
·      Indikator pp
·      Aseton
·      Asam Sulfat Pekat
·      Asam Asetat Glasial
·      Larutan FeCl3 10%
·      1-propanol
·      n-butil Alkohol
·      ter-butil Alkohol
·      Etilen Glikol
·      Resorsinol
·      o-kresol
·      Larutan NaOH 10%
·      Reagen Lucas
·      Reagen Bordwell-Willman
·       Larutan Brom dalam Air
·      Trifenil Karbinol

VI.             Prosedur Kerja
6.1     Kelarutan
1.       Dimasukkan kedalam enam tabung reaksi setengah atau 0.2-0.5 gram dari masing-masing senyawa berikut : etanol, n-butil alkohol, ter-butil alkohol, sikloheksanol, etilen glikol, dan fenol. Hati-hati : fenol jangan mengenai kulit, bila terkena kulit akan terasa terbakar, bila terjadi cuci dengan air.
2.       Ditambahkan 2 mL ketiap tabung, dan diaduk serta catat hasil pengamatan.
6.2     Reaksi dengan Alkali
1.         Dimasukkan kedalam empat tabung reaksi masing-masing setengan mL atau 0.2-0.5 gram dari masing-masing senyawa berikut : n-butil alkohol, sikloheksanol, fenol, dan 2-naftol.
2.         Ditambahkan 5 mL larutan NaOH10% kemasing-masing tabung.
3.         Dikocok dan amati serta catat hasilnya.
6.3     Reaksi dengan Natrium
1.      Ditempatkan masing-masing 2 mL senyawa berikut : 1-propanol,  2-propanol, dan o-kresnol (bila o-krosnol berbentuk kristal, panaskan  sedikit agar melebur).
2.      Ditambahkan sepotong kecil  logam natrium kedalam larutan yang ada dalam masing-masing tabung reaksi. 
3.      Dicatat hasilnya.
4.      Ditambahkan beberapa tetes indikatorpp kedalam masing-masing tabung, dan catat hasilnya. Hati-hati : Jangan buang isi tabung yang berisi natrium yang belum bereaksi ke dalam bak air, karena natrium bereaksi eksplosif dengan air.
5.      Ditambahkan etanol secukupnya mengilangkan semua natrium yang belum bereaksi, kemudian  buanglah.
6.4     Pengujian Lucas
1.      Dimasukkan 2 mL reagen Lucas ke dlam empat tabung reaksi.
2.      Ditambahkan kira-kira 5 tetes alkohol yang akan diuji.
3.      Dikocok dan catatlah waktu yang diperlukan oleh campuran sehingga menjadi keruh atau memisah menajdi dua lapisan.
4.      Dilakukan uji pada : 1-butanol, 2-butanol, sikloheksanol, ter-butir alkohol, dan catat hasilnya. Reagen Lucas : larutkan 340 gram ZnCl2 kering dalam 230 mL HCl pekat yang dingin, sambil didinginkan. Camppuran ini menghasilkan 350 mL reagen.
6.5     Oksidasi dengan Asam Kromat (Pengujian Bordwell-Wellman)
1.      Dimasukkan 1 mL aseton kedalam lima tabung reaksi yang berbeda.
2.      Ditambahkan satu tetes masing-masing tabung cairan alkohol atau 10 mg kristal  alkohol yang hendak diuji.
3.      Digoncang hingga larutan menjadi jernih. 
4.      Diujilah alkohol berikut : 2-etanol, ter-butil alkohol, korestrol, dan trifenil karbiol. Reagen Bordweel-Wellman : larutkan 25 gram anhidrat kromatid dalam 25 mL asam sulfat pekat dan hati-hati encerkan dengan 75 mL air suling.
6.6     Reaksi Fenol dengan Brom
1.      Dimasukkkan larutan 0.1 gram fenol dalam 3 mL air kedalam tabung reaksi.
2.      Ditambahkan air brom sambil digoncang sampai warna kuning tidak berubah lagi.
3.      Diamati.
6.7     Reaksi Fenol dengan Besi (III) Klorida
1.      Dimasukkan dalam tiga tabung reaksi satu atau dua kristalatau 1-2 tetes senyawa  yang akan di uji dalam 5 mL air.
2.      Diteteskan tiap tabung reaksi 1-2 tetes besi (III) klorida.
3.      Diaduk dan amati hasilnya.
4.      Dilakukan Uji pada : fenol, resorsinol, dan 2-propanol, kemudian catat hasilnya.

VIDEO
KLIK DISINI

Permasalahan
    1.  Pada pengujian alkohol dengan sodium metal test pada video, mengapa senyawa organik dicampurdengan kalsium sulfat anhidrat harus digoncang dengan baik?
        2.      Apa yang terjadi jika alkohol direaksikan dengan logam aktif seperti natrium?
        3.      Pada saat kapan alkohol primer membentuk alkil klorida?

Kamis, 28 Maret 2019

LAPORAN REAKSI-REAKSI HIDROKARBON


JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I






DISUSUN OLEH :
SANAQ ELFIRA PUTRI
(A1C117071)

           

NAMA DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019


LAPORAN PERCOBAAN IV

VII.                   Data Pengamatan
7.1  Klor dalam Tetraklorida
a.        
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 1
Tabung 2
           1.       
Ditambahkan bensin dan HCl 15 tetes ditutup dan ditaruh ditempat gelap
Ditambahkan bensin dan HCl 15 tetes dan ditaruh ditempat yang ada cahaya sinar matahari
Larutan berwarna kuning pekat
Larutan berwarna kuning pudar
           2.                  
Ditiup dan diuji dengan kertas lakmus
Ditiup dan diuji dengan kertas lakmus
Ketika ditiup keluar asap dari mulut tabung dan ketika diuji dengan kertas lakmus biru, lakmus tersebut berubah menjadi merah tetapi dengan waktu yang lama
Ketika ditiup keluar asap dari mulut tabung dan ketika diuji dengan kertas lakmus biru, lakmus tersebut berubah menjadi merah tetapi dengan waktu yang cepat

b.       
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
        1.       
1 ml benzena + HCl dan digoncangkan
Terjadi 2 fasa dengan benzena diatas dan HCl dibawah dan larutan ini mengeluarkan asap

7.2  Klorinasi
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 1
Tabung 2
       1.       
1 ml benzena + HCl 3 tetes
Serbuk besi + 1 ml benzena + HCl 3 tetes
Larutan benzena yang awalnya berwarna bening menjadi kuning diatas dan bening di bawah
Sebuk besi turun setelah penambahan benzena. Ketika ditambahkan HCl menjadi ada gelembung dan berwarna kuning
      2.       
Dipanaskan
Dipanaskan
Terdapat 2 lapisan yang atas berwarna bening dan di bawah berwarna kuning
Warna kuning menjadi hilang dan banyak gelembung

7.3  Larutan Kalium Permanganat
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 1
Tabung 2
       1.       
1 ml kalium permanganat + 5 tetes bensin
2 ml kalium permanganat + 1 ml benzena
Terdapat gelembung. Awalnya berwarna ungu menjadi berwarna coklat kemerahan
Tidak bercampur dan membentuk 2 fasa yang benzena diatas dan dibawah kalium permanganat

7.4  Asam Sulfat Pekat
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 1
Tabung 2
      1.       
2 ml H2SO4 + 10 tetes benzena dan digoncang
2 ml H2SO4 + 10 tetes n-heksana dan digoncang
Warna bening. Ketika digoncang terdapat busa dan sedikit keruh. Setelah didiamkan terbentuk 3 lapisan
Warna bening. Ketika digocang terdapat dua lapisan

7.5  Asam Nitrat
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
       1.       
Dimasukkan 0.5 ml benzena dan 4 ml asam nitrat kedalam tabung reaksi dan dipanaskan
Ketika kedua larutan dicampurkan warna campuran menjadi bening dan ketika dipanaskan hingga mendidih warna larutan berubah menjadi kuning
       2.       
Larutan dituangkan kedalam gelas piala yang berisi es dan dicium bau dari larutan
Setelah dituangkan kedalam es larutan berubah menjadi keruh dan bau yang dikeluarkan larutan tersebut seperti bau semir sepatu.

7.6  Bahan Tak dikenal
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
       1.       
2 ml larutan x + 2 ml air
2 ml larutan x + 2 ml H2SO4
2 ml larutan x + 2 ml kloroform
Larutan tidak bercampur dan terdapat 2 fasa
Larutan tidak bercampur dan terdapat 2 fasa yang mana larutan atas bening dan di bawah keruh
Larutan jernih dan terdapat cincin didalam larutan tersebut

VIII.                Pembahasan
8.1     Klor dalam Tetraklorida
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap suatu reaksi kimia. Kami menggunakan 2 tabung reaksi yang mana kedua tabung reaksi tersebut sama-sama dimasukkan bensin dan 15 tetes HCl. Hanya saja tabung pertama di tempetkan ditempat terang sedangkan tabung kedua ditempatkan di tempat yang gelap selama 10 menit. Dan didapatkan bahwa di tempat terang larutannya berwarna kuning pudar sedangkan di tempat gelap berwarna kuning pekat dan kedua larutan tersebut sama-sama mengeluarkan asap ketika ditiup. Dan ketika di berikan lakmus biru kedalam kedua larutan tersebut, tabung pertama langsung mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah sedangkan tabung kedua lebih lambat dari tabung pertama berubahnya. Hal ini dapat terjadi karena cahaya mempengaruhi jalannya suatu reaksi kimia. Selain itu seyawa-senyawa hidrokarbon dapat diubah menjadi alkil halida biasa pada saat dibawah sinar UV. Dan reaksi ini dinamakan Klorinasi pada senyawa bensin ( http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/01/21/reaksi-reaksi-hidrokarbon/).
8.2     Klorinasi
Pada percobaan ini dilakukan pengujian terhadap klor sebagai pengganti brom. Digunakan 2 tabung reaksi, tabung reaksi pertama diisi dengan 1 ml benzena sedangkan tabung reaksi kedua diisi dengan serbuk besi dan 1 ml benzena. Pada tabung kedua kami menggunakan benzena agar sebuk besi yang menempel di dinding tabung dapat turun kebawah. Selanjutnya kedua tabung diisi dengan HCl sebanyak 3 tetes. Terdapat perbedaan diantara kedua tabung, tabung pertama terdapat dua lapisan yang mana lapisan atas berwarna kuning dan lapisan bawah bening sedangkan tabung kedua terdapat gelembung dilarutan tersebut dan larutan berwarna kuning. Setelah dipanaskan kedua tabung tersebut didapatkan hasil pada tabung pertama lapisannya berubah yang awalnya lapisan atas berwarna kuning menjadi berwarna bening dan lapisan bawah yang awalnya berwarna bening menjadi berwarna kuning sedangkan di tabung kedua warna kuningnya hilang dan banyak gelembung. Gelembung disini menandakan adanya hidrogen klorida yang di bebaskan.
Pada percobaan ini menggunakan reaksi halogenasi. Reaksi halogenasi adalah reaksi kimia yang melibatkan penambahan suatu atau lebih halogen pada suatu senyawa atau material. Hal ini ditandai dengan hidrogen klorida yang dibebaskan.
8.3     Larutan kalium permanganat
Pada percobaan ini memiliki tujuan yaitu untuk menunjukkan hidrokarbon alifatik, alisiklik dan aromatik terhadap oksidator KMnO4 yang merupakan katalis. Karena suatu hidrokarbon akan bereaksi bila ada bantuan dari katalis. Fungsi katalis ini adalah mengubah rantai hidrokaron yang lurus menjadi bercabang atau biasanya disebut dengan isomerisasi ( http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/01/21/reaksi-reaksi-hidrokarbon/). Pada uji ini dilakukan dengan larutan KMnO­4 5% yang dimasukkan kedalam dua tabung reaksi. Tabung pertama ditambahkan dengan 5 tetes bensin sedangkan tabung kedua ditambahkan dengan benzena. Pada tabung pertama didapatkan hasil bahwa didalam larutan tersebut terdapat gelembung dan yang warna awalnya berwarna ungu menjadi warna betadin. Hal ini disebabkan kedua larutan tersebut mengalami reaksi oksidasi. Pada tabung kedua ditambhakan 1 ml benzena dan didapatkan hasilnya yaitu larutan tersebut tidak bercampur dan membentuk 2 lapisan (2 fasa) yang mana lapisan atas berwarna bening dan yang bawah berwarna ungu.
8.4     Asam sulfat pekat
Pengujian asam sulfat pekat pada percobaan ini menghasilkan senyawa alkil hidrofosfat yang diperoleh dari suatu senyawa alkena dengan ikatang tunggal yang masih mampu bereaksi dengan asam sulfat walaupun dengan jumlah sedikit. Pada percobaan ini digunakan 2 tabung reaksi kedua tabung diisi dengan 2 ml H2SO4. Pada tabung pertama ditambahkan benzena sedangkan pada tabung kedua ditambahkan dengan n-heksana. Pada tabung pertama didapatkan hasil warna larutan bening dan setelah digoncang larutan tersebut menajdi berbusa dan sedikit keruh. Kemudia didiamkan beberapa menit terbentuk 3 lapisan yang mana lapisan atas berwarna kuning, tengah bening dan lapisan bawah berwarna kuning. Pada tabung kedua ditambahkan n-heksana sebanyak 10 tetes dan didapatkan hasilnya warna larutan menjadi bening. Kemudian digoncang larutan tersebut membentuk dua lapisan. Pada percobaan ini terdapat reaksi sulfonasi yang mana mengkhasilkan alkil sulfonat.
8.5     Asam nitrat
Pada percobaan ini kami menggunakan tabung reaski besar yang didalamnya telah berisi 0.5 ml benzena dan 4 ml asam nitrat. Kemudian dimasukkan satu batu didih dan dipanaskan. Batu didih disini digunakan untuk menghomogenkan larutan dan mencegak golakan gelembung-gelembung udara selain itu agar pemanasan itu merata. Larutan yang awalnya berwarna bening setelah dipanaskan menjadi berwarna kuning. Setelah mendidih dimasukkan larutan tersebut kedalam gelas piala yang berisikan es. Yang awalnya larutan tersebut jernih kemudian menjadi keruh dan mengeluarkan bau menyengat seperti semir sepatu. Kemudia kami bandingkan dengan bau nitro benzena ternyata mmiliki kesamaan bau. Benzena mengalami nitrasi bila direaksikan dengan HNO3 pekat.
8.6     Bahan tak dikenal
Pada percobaan ini dilakukan pengujian pada senyawa tak dikenal dan menentukkan senyawa tersebut masuk kedalam golongan senyawa jenuh, tak jenuh atau aromatik. Kami diberikan suatu senyawa x kemudian kami reaksikan dengan air, H2SO4  dan kloroform. Tabung pertama kami reaksi kan dengan air dan didapatkan hasil bahwa larutan tersebut tidak bercampur dan membentuk dua fasa. Kemudian senyawa x tersebut di reaksikan dengan H2SO4 dan didapatkan hasil bahwa larutan tersebut tidak bercampur, membentuk dua fasa membentuk dua lapisan yang mana lapisan atas bening dan lapisan bawah keruh. Tabung ketiga dimasukkan senyawa x dan direaksikan dengan kloroform didapatkan hasil larutan tersebut jernih dan terdapat cincin didalam larutan tersebut.
Kita dapat menyimpulkan bahwa zat tersebut adalah benzena dan tergolong senyawa aromatik. Hal ini dikarenakan benzena merupakan salah satu molekul golongan aromatis yang mempunyai ikatan rangkap yang terkonjugasi, molkul benzene pada cincin aromatik melibatkan substitusi atom atau gugus fungsi yang menggantikan hidrogen. Berdasarkan pengamatan ketika benzena dicampurkan dengan air, maka ia tidak akan bercampur karena benzena merupakan senyawa non polar sedangkan air merupaan senyawa polar. Dan ketika dicampurkan dengan  H2SO4 didapatkan hasil bahwa terdapat dua fasa. Reaksi antara benzena dan H2SO4 merupakan reaksi sulfonasi yang hasilnya akan berupa asam benzenesulfonat. Pada pengamatan didapatkan juga dua lapisan yang mana lapisan atas bening dan bawah keruh, hal ini dikarenakan sifat kedua larutan tersebut yang berbeda, yakni benzena merupakan senyawa yang bersifat non polar sedangkan asam sulfat bersifat polar. Pada tabung ketiga larutan benzena di reaksikan dengan kloroform. Pada pencampuan ini didapatkan hasil terdapat cincin didalam larutan yang memisahkan kedua larutan tersebut. Hal ini disebabkan karena benzena hanya larut dalam kloroform tanpa disertai dengan terjadinya reaksi kimia. Benzena dapat larut dalam senyawa organik karena benzena dapat digunakan sebagai pelarut.
Dari hasil yang kami dapatkan, maka kami dapat menyimpulkan bahwa senyawa ini merupakan benzena yang tergolongan senyawa aromatik.
IX.             Pertanyaan Pasca
1.      Mengapa benzena dan asam sulfat tidak dapat bercampur?
2.  Mengapa pada tempat terang larutan yang diberi kertas lakmus biru lebih cepat berwarna merah daripada ditempa gelap?
3.      Apa kegunaan benzena pada tabung yang berisikan serbuk besi?
X.             Kesimpulan
1.      Hidrokarbon adalah senyawa organik yang mengandung atom hidrogen dan karbon.
2.      Berdasaran strukturnya, hidrokarbon dibagi menjadi 3, yaitu : hidrokarbon alifatik (alkana, alkena dan alkuna), hidrokarbon siklik dan aromatik.
3.     Alkana termasuk dalam hidrokarbon alifatik jenuh karena hanya mengandung ikatan-ikatan tunggal saja. Sedangkan alkena dan alkuna termasuk kedalam hidrokarbon alifatik  tak jenuh karena memiliki ikatan rangkap dan rangkap tiga.

XI.   Daftar Pustaka
· Andy. 2012. Organic Chemistry: Alkanes and Halogenated Hydrocarbons. http://lardbucket.org.
·         Fessenden. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga
·        http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/01/21/reaksi-reaksi-hidrokarbon/. Diakses tanggal 15 Maret 2019 pada pukul 15.00.
·         Nyoman. 2013. Studi Hidrogenasi Senyawa Hidrokarbon Golongan Alkena Dan Alkuna Secara Komputasi. Lampung : Universitas Lampung.
·         Tim Penuntun Kimia Organik I. 2019. Penuntun Kimia Organik I. Jambi : Universitas Jambi.

XII. Lampiran Gambar

Percobaan Klorinasi


Larutan Kalium Permanganat



Pencampuran Asam Sulfat Pekat dengan Senyawa Alkana